Berbicara tentang penafsiran dan
metodenya memang seolah-olah tak bisa
lepas untuk memasukkan hermeneutik sebagai salah satu metode yang digunakan
untuk menafsiri sebuah ayat. Begitu pula ketika membahas hermeneutik seolah
tidak ada habis- habisnya melahirkan pro dan kontra seperti dua rel kereta yang
sejajar tapi tidak akan pernah bisa ditemukan ujungnya. Namun, terlepas setuju
atau tidak dengan hermeneutik hendaknya
semua pihak dapat bersikap arif dan
berjwa besar untuk menerima semua pendapat yang ada. Masin-masing pihak
tidak perlu mengkafirkan pikiran dan pendapat seseorang khususnya bagi mereka
yang tidak setuju dengan hermeneutik sebagai metode pemikiran.
Hermeneutika ada sejak agama lahir,
bahkan sejak manusia muncul sebagai makhluk kebudayaan. Namun hermeneutika
sebagai metode dalam islam muncul ketika wilayah politik islam meluas dan
dibutuhkan penafsiran terutama hukum terhadap teks-teks agama. Disinilah mereka
mulai berpikir modis.
Masa modern kini bisa dianggap
sebagai fase kedua hermeneutika al-qur’an. Dimana timbul hermeneutika pada
zaman ini dipicu oleh sebuah kesadaran. Menurut Andreew Rippin kesadaran tersebut berkaitan dengan
kepentingan menciptakan model-model penafsiran yang memadahi terhadap al-qur’an
dengan bantuan kesadaran dan bergam metodologi ilmiah yang tersedia. Dengan
metode tersebut, penafsiran al-qur’an diharapkan mampu merasionalisasi doktrin-
doktrinn yang ada dalam al-qur’an. Dan latar belakang inilah salah satu faktor
lahir nya hermeneutik modern.
Menurut Gerhard Ebelling, hermes
merupakan kiasan unntuk tiga tugas utama hermeneutik modern. TugS pertama hermeneutik adalah merupakan sesuatu yang tadinya hanya
ada dalam pikiran belaka. Kedua, menjelaskan secara rasional sesuatu yang
sebelumnya masih samar sehingga maksud atau maknanya dapat dimengerti. Ketiga,
menterjemahkan bahasa yang asing kedalam bahasa yang lebih dikuasai.
Hermneutik dan penafsiran mempunyai
wilayah yang hampir sama tetapi keduanya tidak identik. Penafsiran teks adalah
kegiatan berpikir, praktik penafsiran atau usaha memahami untuk berpikir orang bisa tidak
bermetode.tapi berpikr yang baik adlah
berpikir dengan metode. Jika memang diharuskan menggunakan metode dalam
menafsirkan atau memahami sebuah teks, maka disitulah hermneutika berperan.
Jadi dengan indikasi diatas maka hermeneutik dapat dikategirokan sebagai metode
atau teori penafsiran. Karena disana hermeneutik dalam memaknai sebuah teks
tidak berarti tanpa memperhatikan latar belakang yang ada dan segala hal yang
berkaitan dengan teks. Dengan segala keterbatasannya, terbukti hermeneutik
telah berjasa dalam sejarah pemaknaan teks khususnya bibel. Hermeneutik dengsn
aliran dan coraknya mampu menjadikan sebuah teks masa silam menjadi relevan
dengan kehidupan kotemporer umat manusia. Dengan demikian hermeneutika juga
diharapkan mampu menjawab sebuah keresahan bahwa al-qur’an harus dapat berjalan
dan mampu menyelesaikan persoalan zman ini. Hermeneutika dapat memberikan
pengayaan wawasan dalam upaya memahami makna dan kandungan al-qur’an. Namun
demikian, sulit dibayangkan jika hermentika menjadi metode tunggal dlam
menasirkan al-qur’an. Meskipun secara teoritis hermeneutik bisa dijadikan
pijakan untuk mengangkat karakteristik al-qur’an tapi mengngat masih ada
anggapan buruk yang sangat ideologis karena lahan kajian alkitab dengan
al-qur’an mempunyai “egoisitas” idiologis dari para pengikutnya.
Beberapa sarjana muslim telah
melahirkan karya akademik yang memberi dukungan terhadapa pendekatan
hermeneutika. Termasuk diantaranya dalam
bentuk tesis dan disertasi. Sperti The Hermneutical Problem of The Qur’an In
Islamic jhistory karya Muhammad Ata
As sid. Memang beberapa pendapat mengatakan hermenutik sejalan dengan prinsip
hadits Nabi:
الحكمة دالة المؤمن فحيث وجد ها فهو احق بها
“Hikmah itu milik orang-orang yang beriman dimanapun ia temui
maka mereka lebih berhaj dengan hikmah tersebut”
Maka apaun namanya dan darimanapun
datangnya sepanjang itu dapat dimanfaaatkan untuk mengungkap rahasia yang
terkandung dalam al-qur’an dan sepanjang metode itu memang betul-betul
menawarkan sesuatu yang lebih posifif demi perkembangan dan pembinaan umat maka
masih tetap dapt dipertimbangkan.
BY: Sayf-Ri-Da