SANTET
oleh: Ah.Azim Aufaq
Santet
merupakan kebudayaan Indonesia yang dikenal sebagai budaya hitam untuk melukai
atau menyakiti orang lain tanpa sepengetahuannya dan yang menyalahi hukum kimia
dan fisika. Banyak dari orang Jawa ataupun luar Jawa yang mengalami sakit di
luar ilmu kedokteran sehingga mereka putus asa untuk bisa sembuh, tetapi tidak
sedikit juga yang bisa sembuh tanpa bantuan pengobatan rumah sakit atau
obat-obatan apotik, melainkan dengan cara yang relative di luar nalar manusia
dan terkesan mengada-ngada. Penyakitnya pun bermacam-macam, mulai dari sakit
perut yang sangat sampai muntah mengeluarkan hewan yang menjijikkan seperti
linta dan ulat.
![](https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjbehK93JVI3b8ORklouUMxiTGdI1deZ0W_6Df25E887YAjEEvIFFNczTrsTM9azEYMXsxH0rR2wyiGZ4Z5KfWeMhrTvWydU2G-Ibx9CGfe1blRRBGs3wRDcVFWlMTYk3wbkG-BlVngIR4/s200/voodoo1.jpg)
Menurut sebagian pendapat yang
diambil dari berbagai literatur buku-buku dan naskah kuno, santet yang berlaku
di Jawa dibagi menjadi tiga jenis menurut dasar sumber energi yang digunakan. Yang
pertama adalah jenis santet dematrealisasi yang dibilang langka dalam praktek
santet yang ada dan tentu menggunakan pembantu dari makhluk halus (jin) yang
bisa didapat dari keturunan atau pemujaan.
Kemudian santet
energi pribadi yang lebih identik dengan kemampuan visualisasi dengan
konsentrasi penuh, hingga hayalan visualisasi tersebut seolah-olah nyata
terjadi. Visualisasi biasanya berupa bayangan bahwa orang yang dituju sedang
merasakan sakit sesuai apa yang diharapkan sang pelaku. Santet jenis ini pun
menggunakan media untuk membantu proses visualisasi berupa boneka yang
diibaratkan sebagai orang yang akan disakiti.
Kekuatan
jiwa seseorang bisa menjadi santet apabila disalahgunakan, dengan cara
memaksimalkan kekuatan kehendak (kosentrasi). Ada salah satu cerita datang dari
buku-buku kuno yang menceritakan bahwa ada seorang petani dan pandai besi
bertengkar sehingga pada malam harinya sang pandai besi masuk pada ruangan
kemudian memukul-mukul besi dengan memusatkan konsentrasi disertai dengan
niatan untuk menyakiti si petani.
Dan
pembagian yang terakhir adalah santet non pribadi yang lebih
memanfaatkan kekuatan makhluk halus dari energi khadam atau energi yang bukan
dari dirinya sendiri. Jenis santet ini menggunakan media jasa jin yang
didayagunakan sebgai alat menyampaikan kehendak.misalnya dengan memuja tempat
keramat yang dihuni makhluk-makhluk halus.
Menurut
pengamatan, santet yang (mungkin) masih digunakan orang-orang pada zaman
sekarang ini adalah santet yang bersumber dari “energi negatif” yang terdapat
pada tempat-tempat angker. Misalnya, kuburan tokoh sakti berilmu hitam, atau
tempat yang disitu dikultuskan orang-orang yang senang berbuat musyrik. Tempat-tempat
yang mengandung energi negatif itu dapat dimanfaatkan, semisal, mengambil
bagian dari tanah yang ada disitu lalu ditebarkan di tanah/rumah orang yang
hendak disakiti, atau melakukan transaksi (ikrar musyrik) dengan makhluk halus,
dengan maksud minta bantuan mereka.
Tidak bisa
dipungkiri bahwa Ini adalah secuil kebudayaan yang dimiliki Indonesia meskipun
banyak orang yang tidak menghiraukan atau bahkan tidak percaya terhadap budaya hitam negeri
kita ini.
0 komentar:
Posting Komentar