SENI BUDAYA BATIK
Oleh : m.
Rofiqul munir,
Seni
itu indah ,Indah itu seni ,Seni itu pesing ,Maka pesing itu indah ,salah satu
diantara beberapa seni di indonesia yang dapat mewarnai di setiap keseharian
seseorang untuk menjalankan aktifitasnya “Batik” adalah kerajinan yang
memiliki nilai seni tinggi dan telah menjadi bagian dari budaya Indonesia
(khususnya Jawa). Yang
merupakan warisan nenek moyang bangsa Indonesia sejak dahulu kala. Sejarah
pembatikan di Indonesia berkaitan dengan perkembangan kerajaan Majapahit dan
kerajaan sesudahnya. Dalam beberapa catatan perkembangan batik banyak
dilakukan pada masa-masa kerajaan Mataram, kemudian pada kerajaan Solo dan
Yogyakarta.
Tradisi membatik pada mulanya merupakan tradisi
turun menurun, sehingga kadang kala suatu motif dapat dikenali berasal dari
batik keluarga tertentu. Beberapa motif batik dapat menunjukkan status
seseorang. Bahkan sampai saat ini beberapa motif batik tradisional hanya
dipakai oleh keluarga keraton Yogyakarta dan Surakarta.
Jenis dan corak batik tradisional tergolong amat
banyak, namun corak dan variasinya sesuai dengan filosofi dan budaya
masing-masing daerah yang amat beragam. Khasanah budaya bangsa Indonesia yang
demikian kaya telah mendorong lahirnya berbagai corak dan jenis batik
tradisional dengan ciri kekhususannya sendiri.
Perempuan-perempuan Jawa dimasa lampau
menjadikan keterampilan mereka dalam membatik sebagai mata pencaharian sehingga
dimasa lalu pekerjaan membatik adalah pekerjaan eksklusif perempuan.
Semenjak industrialisasi dan globalisasi, yang
memperkenalkan teknik otomatisasi, batik jenis baru muncul dikenal sebagai
batik cap atau batik cetak sementara batik tradisional yang diproduksi dengan
tulisan tangan menggunakan canting dan malam disebut batik tulis.
Jadi menurut teknik:
- Batik tulis adalah kain yang dihias dengan tekstur dan corak batik menggunakan tangan. Pembuatan batik jenis ini memakan waktu kurang lebih 2-3 bulan.
- Batik cap adalah kain yang dihias dengan tekstur dan corak batik yang dibentuk dengan cap (biasanya terbuat dari tembaga). Proses pembuatan batik jenis ini membutuhkan waktu kurang lebih 2-3 hari.
Dalam perkembangannya lambat laun kesenian batik
ini ditiru oleh rakyat terdekat dan selanjutnya meluas menjadi pekerjaan kaum
wanita dalam rumah tangganya rumah tangganya untuk mengisi waktu senggang.
Selanjutnya, batik yang tadinya hanya pakaian keluarga istana, kemudian menjadi
pakaian rakyat yang digemari, baik wanita maupun pria.
Sedangkan ragam corak dan warna batik
dipengaruhi oleh berbagai pengaruh asing. Awalnya, batik memiliki ragam corak
dan warna yang terbatas dan beberapa corak hanya boleh dipakai kalangan
tertentu. Namun batik pesisir menyerap berbagai pengaruh luar seperti para
pedagang asing dan juga pada akhirnya para penjajah. Warna-warna cerah seperti
merah dipopulerkan oleh Tionghoa dan juga mempopulerkan corak phoenix (burung
api). Bangsa penjajah Eropa juga berminat pada batik dan hasilnya adalah corak
bebungaan yang sebelumnya tidak dikenal (seperti bunga tulip) dan juga
benda-benda yang dibawa oleh penjajah seperti gedung atau kereta kuda termasuk
juga warna-warna kesukaan mereka seperti warna biru. Tetapi batik tradisional
tetap mempertahankan coraknya dan masih dipakai dalam upacara-upacara adat
karena biasanya masing-masing corak memiliki perlambangan masing-masing.
Pada awalnya baju batik kerap dikenakan pada
acara resmi untuk menggantikan jas. Tetapi dalam perkembangannya pada masa Orde
baru baju batik juga dipakai sebagai pakaian resmi siswa sekolah dan pegawai
negeri (batik Korpri) yang menggunakan seragam batik pada hari Jumat.
Perkembangan selanjutnya batik mulai bergeser menjadi pakaian sehari-hari
terutama digunakan oleh kaum wanita. Sampai akhirnya setiap pegawai harus
memakai batik pada setiap hari Jumat.
0 komentar:
Posting Komentar